Tidak Ada Petinggi Tokoh NU Jadi Pimpinan, Mampukah Masyumi Reborn Rangkul Suara Nahdliyin?

Banyak yang berharap Masyumi Rebiorn tidak senasib dengan parpol Masyumi Baru nya Ridwan Saidi dan Partai Politik Islam Indonesia Masyumi-nya Abdullah Hehamahua di pemilu awal reformasi.

Keduanya gagal memenangkan caleg yang diusungnya dan tidak aktif lagi setelah itu.

Salah satu tantangan berbagai parpol yang mengusung romantisme sejarah Masyumi adalah kurangnya strategi khusus yang dilakukan untuk merangkul pemilih NU.

NU dalam sejarah memang pernah berpisah dari Masyumi namun bukan rahasia juga kalangan NU yang non tradisional juga menjadi pemilih Masyumi.

Saat ini, parpol Islam yang benar-benar mempunyai strategi dan memberi tempat bagi warga NU adalah PPP dan PKB. Di parpol nasionalis ada Demokrat dan Golkar sertalainnya yang juga mengambil suara NU.

PKB malah kini menjadi parpol Islam terbesar di atas PKS yang suaranya sudah melampaui Demokrat.

Namun dominasi PKB tidak cukup kuat karena konflik masa lalu dengan pengikut Gusdur yang notabene merupakan pendiri PKB.

Putri Gusdur Yenny Wahid malah kini menjadi Ketum PKBIB yang sebelumnya PKBN yang khususnya merangkul massa Gusdur.

PKS sudah mulai merangkul pemilih NU. Namun kesan bahwa PKS parpol anti-NU tetap kurang bisa dihapus karena petinggi PKS yang terlihat sering berseberangan dengan petinggi NU.

Meski PKS telah mendirikan Majelis Dzikir yang nota bene identik dengan NU, namun simpatisan PKS masih menjadikan NU khususnya kalangan tradisional sebagai bahan olok-olokan.

Kesulitan Masyumi Reborn untuk menarik suara NU juga akan mirip dengan PKS. Apalagi Masyumi Reborn juga didirkan di 'dapur' DDII yang suaranya meski kecil tapi diperebutkan PKS, PBB, PAN dan terakhir Masyumi Reborn.

Petinggi DDII saat ini banyak yang menjadi anggota legislatif melalui PAN dan PKS sehingga kedua partai ini sering dipengaruhi kebijakan organisasi yang sedikit anti-NU.

NU dan DDII di ranah akademisi kurang bersahabat satu sama lain. Walau keduanya mempunyai hubungan yang dekat dengan Muhammadiyah karena kebanyakan pengurus DDII adalah orang Muhammadiyah.






0 Komentar